PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor jasa konstruksi adalah salah satu sektor strategis dalam mendukung tercapainya pembangunan nasional. Posisi strategis tersebut dapat dilihat dari adanya keterkaitan dengan sektor lain. Jasa konstruksi sesungguhnya merupakan bagian penting dari terbentuknya produk konstruksi, karena jasa konstruksi menjadi arena pertemuan antara penyedia jasa dengan pengguna jasa. Pada wilayah penyedia jasa juga bertemu sejumlah faktor penting yang mempengaruhi perkembangan sektor konstruksi seperti pelaku usaha, pekerjanya dan rantai pasok yang menentukan keberhasilan dari proses penyediaan jasa konstruksi, yang menggerakkan pertumbuhan sosial ekonomi.
Oleh karena itu, pengembangan jasa konstruksi menjadi agenda publik yang penting dan strategis bila melihat perkembangan yang terjadi secara cepat dalam konteks globalisasi dan liberalisasi, kemiskinan dan kesenjangan, demokratisasi dan otonomi daerah, serta kerusakan dan bencana alam. Selain itu, perkembangan jasa konstruksi juga tidak bisa dilepaskan dari konteks proses transformasi politik, budaya, ekonomi, dan birokrasi yang sedang terjadi.
Pasar bebas Asia Tenggara, dikenal dengan sebutan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), sudah berlaku mulai akhir tahun 2015. Barang, jasa, dan tenaga kerja semakin mudah untuk lalu lalang di negara anggota ASEAN. Bagi Indonesia, kesepakatan itu bisa menjadi pedang bermata dua. Jika diolah dan dikelola dengan baik, produk dan tenaga kerja Indonesia berpotensi merajai pasar Asia Tenggara. Sebaliknya, jika tidak siap berkompetisi, Indonesia hanya akan menjadi pasar bagi negara anggota ASEAN lain.
Indonesia sebagai pasar jasa konstruksi terbesar di ASEAN masih memiliki berbagai tantangan yang perlu ditangani secara serius oleh seluruh pemangku kepentingan. Hal ini perlu dilakukan agar pasokan jasa konstruksi dapat dipenuhi oleh sumber daya nasional yang ada. Terutama untuk lulusan TPJJ Polmed.
1.2 Ruang lingkup Makalah
Makalah ini mencakup tentang prospek profesi konstruksi ke depan bagi lulusan TPJJ POLMED, terutama dalam menghadapi MEA, dan dampaknya terhadap lulusan sarjana Teknik Sipil.
1.3 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan makalah ini :
1. Memahami peluang dan tantangan bagi lulusan TPJJ POLMED
2. Memahami MEA dan dampaknya terhadap dunia Teknik Sipil
Manfaat dari makalah ini :
1. Memberikan informasi mengenai dampak MEA
2. Memberikan informasi bagi lulusan teknik sipil terutama di POLMED
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Menurut Paul R. Krugman menyatakan bahwa “Prospek adalah peluang yang terjadi karena adanya usaha seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya juga untuk mendapatkan profit atau keuntungan”. Menurut SCHEIN, E.H (1962)
Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat. Siswanto Sutejo (1945;28) menyimpulkan secara jelas prospek adalah ; “Suatu gambaran keseluruhan, baik ancaman ataupun peluang dari kegiatan pemasaran yang akan datang yang berhunbungan dengan ketidak pastian dari aktifitas pemasaran atau penjualan”.
Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat. Siswanto Sutejo (1945;28) menyimpulkan secara jelas prospek adalah ; “Suatu gambaran keseluruhan, baik ancaman ataupun peluang dari kegiatan pemasaran yang akan datang yang berhunbungan dengan ketidak pastian dari aktifitas pemasaran atau penjualan”.
Sedangkan pengertian konstruksi adalah suatu kegiatan membangun sarana maupun prasarana
Maka dapat diartikan secara keseluruhan bahwa prospek profesi konstruksi bagi lulusan Teknik Sipil Polmed adalah peluang mengenai pekerjaan yang terlatih tentang kegiatan membangun sarana maupun prasarana bagi lulusan Teknik Sipil Polmed.
2.2 Peluang dan Tantangan Bagi Lulusan TPJJ POLMED
Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam pembangunan sektor jasa, termasuk sektor jasa konstruksi. Penciptaan SDM yang siap kerja yang berkualitas dan dapat memenuhi tantangan pasar jasa konstruksi merupakan program jangka panjang yang perlu disiapkan sejak dini. Kesadaran akan pentingnya untuk meningkatkan kapasitas melalui pelatihan dan sertifikasi kompetensi perlu dibangun. Beberapa tantangan tersebut adalah :
a. Output pendidikan formal yang belum siap kerja;
b. Kualitas SDM Indonesia yang tidak merata (kesenjangan pembangunan ekonomi, gap antara Indonesia Bagian Barat dan Bagian Timur;
c. Kualitas kompetensi tenaga kerja (pendidikan, pengalaman, bahasa, dll);
d. Belum semua industri merekrut SDM-nya berbasis kompetensi;
e. Prosedur, persyaratan dan kualifikasi/standar profesi pemasok jasa dan tenaga kerja sektor jasa belum komprehensif;
f. Kurang minat ekspansi di negara ASEAN lain; “bila pasar tenaga kerja domestik masih ada, mengapa harus mencari di luar?” ;
g. Kurangnya dukungan akses permodalan/pembiayaan bagi para pelaku usaha sektor jasa nasional;
h. Ketidakjelasan arah pengembangan sektor jasa jangka menengah panjang membuat perencanaan bisnis cenderung terbatas pada jangka pendek – menengah.
Penyedia jasa konstruksi nasional diharapkan dapat memanfaatkan peluang MEA melalui pengembangan penetrasi pasar konstruksi internasional. Hal ini bertujuan untuk memperluas lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja konstruksi Indonesia. Di samping itu, penetrasi jasa konstruksi di negara anggota ASEAN lainnya dapat dijadikan sebagai ajang promosi konstruksi nasional serta menjadi benchmarking terhadap daya saing bagi penyedia jasa konstruksi lokal, serta untuk memperoleh pengalaman yang nantinya akan diperlukan dalam menghadapi persaingan dengan penyedia jasa asing di pasar konstruksi nasional.
Indonesia sebagai pasar jasa konstruksi terbesar di ASEAN, dan nomor 4 didunia, menjadi daya tarik bagi pesaing dari negara lain. Pemerintah harus memberdayakan dan mengutamakan sumber daya lokal dalam rangka menghadapi MEA 2015 dan mengambil peluang yang ada, serta memberikan dukungan penuh bagi jasa konstruksi nasional untuk dapat menjadi pemenang dalam MEA. Dengan melihat peluang yang begitu besar di dunia jasa konstruksi para lulusan Teknik Sipil diharapkan untuk terus mengikuti pelatihan tenaga kerja konstruksi nasional yang kompetitif dan diakui internasional perlu dilakukan secara konsisten, dan perlu didukungoleh seluruh pihak, yaitu pemerintah pusat, daerah, perbankan, ketenagakerjaan, dan pendidikan.
2.3 Persiapan bagi Lulusan TPJJ POLMED Menghadapi MEA
Untuk menghadapi MEA, Lulusan TPJJ POLMED harus dapat bersaing baik secara pemikiran maupun kreatifitas. Berikut hal-hal yang dapat dilakukan bagi Lulusan TPJJ POLMED untuk menghadapi MEA agar dapat bekerja pada bidang konstruksi :
1. Mentalitas
Hal pertama yang perlu disiapkan dalam menghadapi pasar bebas ASEAN adalah mentalias. Pasar bebas ASEAN memang akan membuat banyak perubahan dan yang pasti persaingan bisnis yang semakin sengit. Dari sini mental yang kuat dan tangguh sangat dibutuhkan para pebisnis untuk mampu menghadapi persaingan tersebut. Jika mental yang dimiliki pebisnis setengah-setengah, maka mereka akan mengalami banyak kesulitan untuk bisa mengatasi tantangan yang ada dan tak lama kemudian bisnisnya bisa goncang dan akhirnya jatuh.
2. Kompetensi
Setelah mental sudah beres, hal berikutnya yang perlu Anda siapkan untuk menghadapi pasar bebas ASEAN adalah kompetensi. Kompetensi yang dimaksud di sini adalah kemampuan dan keahlian. Pasar ASEAN yang sangat luas, kompetitif dan berkonsep multi-bahasa, tentu harus membuat pebisnis jauh lebih ahli dalam kecakapan berbisnis dan berkomunikasi. Terlebih dari sisi komunikasi, Anda akan dituntut untuk bisa berbahasa asing, terutama bahasa Inggris. Kompetensi lain yang perlu pebisnis lebih kuasai dalam pasar bebas Asia Tenggara ini adalah profesionalitas. Karena ini adalah pasar mancanegara, maka Anda akan dituntut lebih untuk lebih profesional dari sebelumnya.
3. Kolaborasi
Dalam menghadapi pasar yang sangat kompetitif ini, Anda tak bisa bekerja dengan tim yang kecil Anda. Anda harus meluaskan hubungan dan kerjasama Anda lebih luas dan lebih intens lagi. Dengan relasi dan kolaborasi yang makin kuat dan profesional ini bisnis Anda akan jauh lebih kokoh dan handal. Kekuatan relasi dalam kolaborasi ini memang sangat penting dalam dunia bisnis. Semakin kuat dan luas jaringan relasi Anda, maka semakin besar pula sebuah bisnis akan mencapai kesuksesan. Dalam kasus pasar bebas ASEAN ini, Anda tak bisa lagi mengandalkan jaringan yang Anda miliki sekarang. Anda harus meluaskan lagi relasi dan kolaborasi bisnis Anda hingga mencapai jaringan mancanegara.
4. Kapasitas
Dengan pasar yang semakin luas, Anda sebagai pebisnis tentu tak bisa hanya berkutat pada pasar yang sekarang Anda miliki. Anda harus mau tak mau harus memperluas pasar Anda sebelum orang lain yang akan meluaskan pasarnya. Persaingan memang semakin sengit dan saling mengancam, namun sebagai pebisnis Anda tak bisa hanya duduk diam saja, Anda harus bergerak cepat untuk merebut pasar sebelum kompetitor merebutnya. Jika Anda hanya diam dan hanya mengandalkan pasar yang ada saja, maka Anda bisa saja terimpit dan semakin tersisih dari persaingan pasar.
5. Evaluasi
Terakhir, hal yang perlu disiapkan dalam menghadapi pasar bebas ASEAN adalah evaluasi. Cepatlah untuk melakukan evaluasi yang rutin dari bisnis yang selama ini anda jalankan. Memang sebelum melangkah ke pasar yang lebih menantang ini, anda tak bisa terlalu lain pada manajemen bisnis yang anda jalankan sekarang. Meskipun anda sudah membuktikan kesuksesan dengan manajemen bisnis itu, namun pasar bebas Asia Tenggara ini akan membuat banyak perubahan yang menuntut psbisnis untuk beradaptasi menyesuaikan diri.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Indonesia menjadi negara yang dapat meningkatkan perekonomiannya terutama dalam bidang Infrastuktur, hal demikian bukan tidak mungkin karena banyak lulusan teknik sipil di indonesia terutama di POLMED yang berkompeten dan siap untuk bersaing dalam dunia konstruksi. Ini dapat terjadi dengan adanya program pemerintah untuk meningkatah IMEP (Infrastruktur, Maritim, Energi dan Pangan) di Indonesia dengan anggaran yang besar untuk di belanjakan. Oleh karena itu kita harus meningkatkan kemampuan kita dalam bidang konstruksi sehingga kedepannya dapat bersaing dengan Insinyur-insinyur dari negara lain.
1.2 Saran
1. Indonesia harus mampu meningkatkan Infrastruktur di Indonesia untuk mengimbangi negara ASEAN lain dalam menghadapi MEA
2. Lulusan Teknik Sipil harus lebih siap baik secara mental maupun kemampuan dalam menghadapi MEA
3. Lulusan Teknik Sipil harus dapat berkompoten dalam bidang pekerjaan yang akan di tekuninya